Selamat Datang

Selasa, 01 November 2011

Gunung Anak Krakatau,Selat Sunda

methetravelers.com-anak krakatau4 Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatera, sebelah Selatan Selat Sunda. Letusan gunung Krakatau tercatat dalam sejarah sebagai letusan yang terhebat pada masanya. Semburan awan panas dan gelombang tsunami yang muncul akibat letusan tersebut menyebabkan puluhan ribu orang kehilangan harta benda dan meninggal dunia. Bukti kedahsyatan letusan gunung Krakatau itu hingga dewasa ini masih dapat dilihat.
Setelah letusan yang terakhir pada 27 Agustus 1883 (Sumber : Wikipedia), aktivitas gunung Krakatau boleh dikatakan cenderung mengalami masa penurunan, dan tidak lagi terlihat adanya aktivitas vulkanologi.
Setelah a€œtidur nyenyaka€ selama kurang lebih 40 tahun, pada tahun 1927 di lokasi tersebut muncul gunung baru dari permukaan laut yang disebut Anak Krakatau. Pertumbuhannya agak cepat mencapai 20 hingga 40 kaki per tahun. Gunung Anak Krakatau ini tergolong dalam salah satu gunung yang aktif di Indonesia dan selalu mengeluarkan lumpur panas.
Wisata Alam ke Anak Gunung Krakatau
Selain sekedar menyaksikan keindahan gunung yang pernah menghebohkan seluruh masyarakat dunia karena letusannya tersebut, di sekitar lokasi ini sekarang para wisatawan dapat menikmati objek wisata petualangan di gunung Anak Krakatau.
Bagaikan berbelanja di supermarket yang penuh dengan bermacam pilihan, pesona wisata di sini sangat beragam, tergantung minat Anda.
Beberapa kegiatan wisata yang paling diminati di antaranya adalah snorkeling, mendaki gunung Anak Krakatau dan camping di pinggir pantai untuk menyaksikan matahari terbit di pagi hari. Di dekatnya, ada pulau Umang-Umang yang patut dikunjungi, terutama bagi mereka yang kesenangannya menyelam.
Keindahan bawah laut pulau Umang dengan aneka jenis ikan sangat menarik. Untuk pergi ke sana diperlukan waktu sekitar 2 jam dari dermaga pelabuhan Canti di Lampung selatan. Pulau yang luasnya 50 A— 50 meter persegi ini memiliki keindahan gugusan karang dan pantai pasir putih yang tergolong masih alami.
Bila beruntung, Anda juga akan melihat bintang laut dan kuda laut di antara terumbu karangnya yang masih sangat terjaga.Selain itu dapat dikunjungi Lagoon Cabe, sebuah pulau yang berada dekat pulau Rakata. Disini mata Anda akan menikmati terumbu karang dan aneka rupa ikan yang sangat bagus.
Ombak di kawasan pulau gunung Anak Krakatau memang cukup besar, maka tidak heran bila saat menjelajahi wisata di lokasi ini Anda akan merasakan guncangan ombak yang cukup tinggi.
Di sepanjang perjalanan, Anda akan melihat jelas kubah Gunung Anak Krakatau yang menghitam di kejauhan.
Bagi Anda yang tidak membawa perlengkapan snorkeling, Anda dapat menyewanya dengan harga Rp 50.000 lengkap mulai dari snorkel, fin, masker hingga life jacket.
Camping di Pinggir Pantai
Untuk lebih menikmati wisata di kawasan gunung Anak Krakatau, kurang lengkap rasanya bila tidak melanjutkan perjalanan ke lereng gunung Anak Krakatau.
Tidak ada dermaga di pulau ini, oleh sebab itu disarankan agar Anda tidak mengenakan celana panjang. Pasalnya, saat Anda akan menuju ke gunung Anak Krakatau, perahu tidak dapat sepenuhnya merapat ke pinggir pulau karena bibir pantai yang terlalu dangkal. Karena itu Anda harus turun dari kapal sambil jalan dalam air untuk dapat mencapai pulau.
Di sini Anda akan melihat pasir pantai yang berwarna hitam pekat. Kondisi ini disebabkan oleh erupsi gunung Anak Krakatau pada masa lalu.
Membuka tenda atau berkemah di pinggir pantai memiliki kesan tersendiri, tidak seperti berkemah di gunung, sebab udaranya cenderung lebih panas. Namun demikian, hembusan angin laut dan hamparan pasir serta gemuruh ombak yang berkejar-kejaran menjadi daya tarik utama.
Untuk menambah hangatnya suasana, biasanya wisatawan yang berkunjung dan membuka tenda di pinggir pantai sudah mempersiapkan menu khusus, yakni ikan bakar untuk dinikmati waktu santap malam hari. Ikan dapat dibeli dengan harga murah langsung dari para nelayan.
Mendaki Puncak
Salah satu alasan bagi mereka yang memutuskan untuk menginap di pinggir pantai gunung Anak Krakatau tidak lain karena ingin menyaksikan langsung matahari terbit.
Untuk melihatnya, biasanya para wisatawan mulai jam 4 pagi sudah bersiap-siap untuk mendaki puncak gunung Anak Krakatau itu. Waktu yang ditempuh hanya sekitar 10-20 menit,melewati beberapa ratus meter hutan cemara yang memisahkan pantai dengan dasar kubah pasir gunung Krakatau purba tersebut.
Di atas punggung kubah pasir ini, sejauh mata memandang, Anda akan melihat hamparan pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitar Gunung Krakatau.
Saat menjelajahi pesona wisata di sekitar pulau gunung Anak Krakatau, Anda harus siap dan waspada bila selama di perjalanan Anda akan menemui beberapa kejutan. Mulai dari sekelompok ikan lumba-lumba yang tiba-tiba muncul kepermukaan, hingga terjangan ombak besar yang membuat perahu terombang-ambing dan angin dari lautan lepas Samudera Hindia. Dalam kondisi ini Anda tidak perlu khawatir, karena para pemilik perahu sudah mahir untuk mengatasinya.
Waktu yang baik untuk mengunjungi pulau gunung Anak Krakatau adalah pada bulan April hinggga September. Karena pada bulan-bulan tersebut biasanya cuaca sangat cerah.
Sebelum meninggalkan pulau, wisatawan biasanya akan meminta pemilik perahu sewaan untuk mengelilingi pulau, karena dengan demikian mereka akan melihat gunung Anak Krakatau secara menyeluruh. Untuk mencapai lokasi, dari Jakarta Anda dapat menggunakan pengangkutan umum menuju pelabuhan Merak, Banten dengan biaya sekitar Rp.15.000 per orang. Kemudian dilanjutkan dengan kapal fery menuju pelabuhan Bakauheni dan ongkosnya Rp.10.000 per orang. Kemudian, dari sini Anda menggunakan angkot (angkutan kota) menuju pelabuhan Canti. Biasanya para wisatawan akan menyewa angkutan tersebut secara keseluruhan seharga Rp17.000 sekali jalan atau sekitar Rp 12.000 per orang dengan muatan terbatas hanya 12 orang.
Untuk mengelilingi pulau dan menjelajahi spot snorkling di sekitar pulau, Anda cukup membayar biaya sewa perahu selama 2 hari dengan harga sekitar Rp 2.500.000- Rp.2.800.000 per perahu yang dapat membawa penumpang sebanyak 20 orang.
Para pemilik perahu juga biasanya merangkap sebagai pemandu perjalanan wisata.

Danau Ranau



Danau Ranau merupakan Danau terbesar kedua di Sumatera, terletak di Desa Lumbok, Sukau atau 31 km dari Kota Liwa Ibukota Kabupaten Lampung Barat. Secara geografis, danau ini terletak di perbatasan Kabupaten OKU Selatan Propinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. 

Luas Danau Ranau sekitar 8×16 km dengan latar belakang Gunung Seminung (ketinggian ± 1.880 m dpl), dikelilingi oleh bukit dan lembah. Pada malam hari udara sejuk dan pada siang hari suhu berkisar 20° - 26° Celsius. Terletak pada posisi 4°51′45″ bujur selatan dan 103°55′50″ bujur timur.

Secara geografis, topografi danau ranau adalah perbukitan berlembah, sehingga menjadikan danau Ranau memiliki cuaca sejuk. Terdapat beberapa jenis ikan hidup di danau, antara lain mujair, kepor, kepiat, dan harongan.Pemandangan seputar Danau Ranau sungguh menakjubkan. Apaladi di tengah danau terdapat pulau bernama Pulau Marisa. Di sana juga terdapat sumber air panas. Sebagai tujuan wisata, wilayah ini kaya potensi karena masih ada objek pendukung seperti air terjun hingga resort.

Asal-Usul

Menurut cerita, danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar. Sungai besar yang sebelumnya mengalir di kaki gunung berapi itu kemudian menjadi sumber air utama yang mengisi cekungan itu. Lama-kelamaan lubang besar itu penuh dengan air.Sekeliling danau ditumbuhi berbagai tumbuhan semak yang oleh warga setempat disebut ranau. Maka danau itu pun dinamakan Danau Ranau. Sisa gunung api itu kini menjadi Gunung Seminung yang berdiri kokoh di tepi danau berair jernih tersebut.

Pada sisi lain di kaki gunung Seminung terdapat sumber air panas dari dasar danau. Di sekitar danau ini juga dapat ditemui air terjun Subik. Tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Marisa.Pulau Marisa sebenarnya daratan yang terpisah dari kaki Gunung Seminung karena genangan air danau. Di daratan yang luasnya tidak lebih dari satu hektar itu terdapat pohon-pohon kelapa, dan pengunjung bisa sekadar mampir untuk menikmati keindahan secuil daratan itu.

Danau Ranau memang memiliki pesona. Bagaimana tidak? Bekas letusan gunung berapi tersebut seolah membentuk panggung alam nan elok. Gunung Seminung menjulang 1.880 meter di atas permukaan laut menjadi latar belakang dengan nuansa magis. Tebing dan barisan perbukitan menjadi pagar pembatas panggung megah itu.Hamparan sawah hijau berpadu dengan air Danau Ranau yang biru seolah menjadi pelataran tempat berbagai jenis ikan berenang. Butir-butir kopi yang merah seakan-akan menjadi pemanis keindahan itu. Keelokan itu menjadi lengkap dengan bingkai indah pantai berpasir dan kerikil putih di sepanjang tepian.

Kawasan Danau Ranau belum digarap dengan sungguh-sungguh. Promosi pariwisata yang digalang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, lewat Festival Danau Ranau belum memancing minat investor secara maksimal. Promosi yang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat lewat Festival Teluk Setabas pun hingga kini belum mendatangkan investasi.Danau Ranau dari sisi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan maupun Liwa, Lampung Barat, sama-sama indah. Wisatawan ingin kembali ke sana, meskipun hanya berperahu atau sekadar menikmati deburan ombak. Pesona Danau Ranau tetap mengundang keinginan datang kembali.

Pengunjung yang tidak suka berperahu bisa menghabiskan waktu dengan beristirahat di penginapan. Di tepi Danau Ranau terdapat beberapa penginapan, yakni Seminung Lumbok Resort, Kotabatu di Banding Agung, dan cottage PT Pusri di Sukamarga.

Di kawasan wisata itu juga terdapat obyek tambahan bagi pengunjung, yakni air panas dengan kekhasan sendiri, karena mengalir langsung dari lubang-lubang di tebing. Air panas yang mengandung kadar belerang cukup tinggi ini terletak di Desa Air Panas di kaki Gunung Seminung. Lokasinya persis di seberang cottage milik PT Pusri di Sukamarga. Perjalanan dengan perahu motor dari Sukamarga ke lokasi air panas hanya sekitar 20 menit.Pengunjung bisa datang kapan saja dan menikmati air panas yang tak pernah habis mengucur dari perut bumi tersebut. Saat berperahu motor di danau dengan tujuan air panas, pesona keindahan Danau Ranau pun begitu terasa. Ombaknya tidak terlalu besar, airnya biru bening, dan pesona alam sekelilingnya yang bergunung-gunung, niscaya memberi kesan mendalam bagi pengunjung.

Air panas di tepian Danau Ranau mengucur langsung dari celah-celah kaki Gunung Seminung. Ketika kaki dicelupkan ke aliran air tersebut, rasa panas langsung menyengat. Pengunjung tidak sekadar mandi di air hangat. Air panas itu dipercaya mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit.Bagi pengunjung yang tidak mandi, mereka bisa menikmati keindahan danau di sekitar air panas dengan duduk-duduk di warung atau dermaga. Sejumlah warung makanan terdapat di lokasi itu, berdampingan dengan kolam air panas. Di warung-warung inilah dijajakan hasil alam Gunung Seminung, terutama alpokat dan petai.

Museum Lampung


Lampung hanya memiliki satu museum pusat yaitu Museum Lampung. Yang di dalamnya terdapat kolesi berupa peninggalan nenek moyang masyarakat Lampung, seperti: guci-guci, piring kramik yang berasal dari cina ini menandakan bahwa peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya masih ada sampai saat ini.
Selain berupa peralatan rumah tangga di museum ini kita juga dapat menemukan alat-alat peninggalan purbakala yang di temukan di Desa Punggung Raharjo, Lampung Barat alat-alat yang di temukan sepert kapak persegi, dan alat-alat lainnya pada zaman megalithikum. Dan yang menarik perhatian pada museum ini terdapat Bola Besi  yang di gunakan sebagai pembuka lahan yang digunkan untuk membuka lahan transmigrasi di wilayah Lampung Timur, Raman Utara dan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Seputih Banyak dan Seputih Raman pada tahun 1953-1956.
Selain menyimpan koleksi-koleksi pada masa zaman pra sejarah dan masa sejarah museum ini juga menampilkan kebudayaan Lampung yaitu dengan diadakannya pertunjukan tari tradisional pada hari Sabtu tari yang di pertunjukan yaitu tari  sembah yang merupakan tarian selamat datang bagi para tamu yang datang ke museum ini. Lokasi museum ini berada di Jalan Tengku Umar Tanjung Karang.  



Pantai Kalianda Resort


Anda ingin refreshing...?
datang saja ke kalianda resort.
disana menyediakan berbagai fasilitas yang enak
Kalianda Resort, salah satu lokasi wisata pantai yang dikelola Krakatau Lampung Tourism Development Corporation (KLTDC) di Merak Belantung, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan kini tengah melakukan renovasi untuk membenahi berbagai fasilitasnya.
Komisaris KLTDC itu Bambang Irawan menyebutkan di Kalianda, Minggu, sasaran utama renovasi kawasan wisata pantai terpadu itu adalah menambah kamar dan fasilitas pendukung lainnya, untuk meningkatkan layanan dan kenyamanan bagi pengunjung yang datang ke sana.
"Tren pengunjung akhir-akhir ini naik setelah manajemen membenahi diri, sehingga renovasi itu diharapkan semakin menarik minat orang datang ke Kalianda Resort," kata Bambang yang juga mantan Kepala Bappeda Provinsi Lampung dan mantan anggota DPRD Lampung itu.
Saat ini, kamar yang tersedia dalam berbagai jenis (Kanjuru, Lambur, Nirwana 1, 2, dan 3, De Luxe, dan Superior, Suite) masih terbatas menampung tamu yang datang, hanya berkisar 40-an orang saja.
Nantinya Kalianda Resort yang harus bersaing dengan beberapa objek wisata pantai di dekatnya itu, akan menambah kamar sehingga bisa didiami ratusan tamunya.
Kendati sedang masa renovasi, Kalianda Resort tetap dibuka untuk umum, termasuk menawarkan paket khusus perayaan Malam Tahun Baru "Old and New, A Sensation to Remember" 2008.
Acara pada 30 dan 31 Desember 2007 itu, di antaranya dongeng anak, atraksi panjat pohon kelapa, fun games, aerobik, flying fox, memancing, membuat layangan, dan barbeque dinner.
Tiket masuk untuk malam Tahun Baru dijual Rp30.000/orang.


Powered By Blogger