Setelah letusan yang terakhir pada 27 Agustus 1883 (Sumber : Wikipedia), aktivitas gunung Krakatau boleh dikatakan cenderung mengalami masa penurunan, dan tidak lagi terlihat adanya aktivitas vulkanologi.
Setelah atidur nyenyaka selama kurang lebih 40 tahun, pada tahun 1927 di lokasi tersebut muncul gunung baru dari permukaan laut yang disebut Anak Krakatau. Pertumbuhannya agak cepat mencapai 20 hingga 40 kaki per tahun. Gunung Anak Krakatau ini tergolong dalam salah satu gunung yang aktif di Indonesia dan selalu mengeluarkan lumpur panas.
Wisata Alam ke Anak Gunung Krakatau
Selain sekedar menyaksikan keindahan gunung yang pernah menghebohkan seluruh masyarakat dunia karena letusannya tersebut, di sekitar lokasi ini sekarang para wisatawan dapat menikmati objek wisata petualangan di gunung Anak Krakatau.
Bagaikan berbelanja di supermarket yang penuh dengan bermacam pilihan, pesona wisata di sini sangat beragam, tergantung minat Anda.
Beberapa kegiatan wisata yang paling diminati di antaranya adalah snorkeling, mendaki gunung Anak Krakatau dan camping di pinggir pantai untuk menyaksikan matahari terbit di pagi hari. Di dekatnya, ada pulau Umang-Umang yang patut dikunjungi, terutama bagi mereka yang kesenangannya menyelam.
Keindahan bawah laut pulau Umang dengan aneka jenis ikan sangat menarik. Untuk pergi ke sana diperlukan waktu sekitar 2 jam dari dermaga pelabuhan Canti di Lampung selatan. Pulau yang luasnya 50 A 50 meter persegi ini memiliki keindahan gugusan karang dan pantai pasir putih yang tergolong masih alami.
Bila beruntung, Anda juga akan melihat bintang laut dan kuda laut di antara terumbu karangnya yang masih sangat terjaga.Selain itu dapat dikunjungi Lagoon Cabe, sebuah pulau yang berada dekat pulau Rakata. Disini mata Anda akan menikmati terumbu karang dan aneka rupa ikan yang sangat bagus.
Ombak di kawasan pulau gunung Anak Krakatau memang cukup besar, maka tidak heran bila saat menjelajahi wisata di lokasi ini Anda akan merasakan guncangan ombak yang cukup tinggi.
Di sepanjang perjalanan, Anda akan melihat jelas kubah Gunung Anak Krakatau yang menghitam di kejauhan.
Bagi Anda yang tidak membawa perlengkapan snorkeling, Anda dapat menyewanya dengan harga Rp 50.000 lengkap mulai dari snorkel, fin, masker hingga life jacket.
Camping di Pinggir Pantai
Untuk lebih menikmati wisata di kawasan gunung Anak Krakatau, kurang lengkap rasanya bila tidak melanjutkan perjalanan ke lereng gunung Anak Krakatau.
Tidak ada dermaga di pulau ini, oleh sebab itu disarankan agar Anda tidak mengenakan celana panjang. Pasalnya, saat Anda akan menuju ke gunung Anak Krakatau, perahu tidak dapat sepenuhnya merapat ke pinggir pulau karena bibir pantai yang terlalu dangkal. Karena itu Anda harus turun dari kapal sambil jalan dalam air untuk dapat mencapai pulau.
Di sini Anda akan melihat pasir pantai yang berwarna hitam pekat. Kondisi ini disebabkan oleh erupsi gunung Anak Krakatau pada masa lalu.
Membuka tenda atau berkemah di pinggir pantai memiliki kesan tersendiri, tidak seperti berkemah di gunung, sebab udaranya cenderung lebih panas. Namun demikian, hembusan angin laut dan hamparan pasir serta gemuruh ombak yang berkejar-kejaran menjadi daya tarik utama.
Untuk menambah hangatnya suasana, biasanya wisatawan yang berkunjung dan membuka tenda di pinggir pantai sudah mempersiapkan menu khusus, yakni ikan bakar untuk dinikmati waktu santap malam hari. Ikan dapat dibeli dengan harga murah langsung dari para nelayan.
Mendaki Puncak
Salah satu alasan bagi mereka yang memutuskan untuk menginap di pinggir pantai gunung Anak Krakatau tidak lain karena ingin menyaksikan langsung matahari terbit.
Untuk melihatnya, biasanya para wisatawan mulai jam 4 pagi sudah bersiap-siap untuk mendaki puncak gunung Anak Krakatau itu. Waktu yang ditempuh hanya sekitar 10-20 menit,melewati beberapa ratus meter hutan cemara yang memisahkan pantai dengan dasar kubah pasir gunung Krakatau purba tersebut.
Di atas punggung kubah pasir ini, sejauh mata memandang, Anda akan melihat hamparan pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitar Gunung Krakatau.
Di atas punggung kubah pasir ini, sejauh mata memandang, Anda akan melihat hamparan pulau-pulau kecil yang tersebar di sekitar Gunung Krakatau.
Saat menjelajahi pesona wisata di sekitar pulau gunung Anak Krakatau, Anda harus siap dan waspada bila selama di perjalanan Anda akan menemui beberapa kejutan. Mulai dari sekelompok ikan lumba-lumba yang tiba-tiba muncul kepermukaan, hingga terjangan ombak besar yang membuat perahu terombang-ambing dan angin dari lautan lepas Samudera Hindia. Dalam kondisi ini Anda tidak perlu khawatir, karena para pemilik perahu sudah mahir untuk mengatasinya.
Waktu yang baik untuk mengunjungi pulau gunung Anak Krakatau adalah pada bulan April hinggga September. Karena pada bulan-bulan tersebut biasanya cuaca sangat cerah.
Sebelum meninggalkan pulau, wisatawan biasanya akan meminta pemilik perahu sewaan untuk mengelilingi pulau, karena dengan demikian mereka akan melihat gunung Anak Krakatau secara menyeluruh. Untuk mencapai lokasi, dari Jakarta Anda dapat menggunakan pengangkutan umum menuju pelabuhan Merak, Banten dengan biaya sekitar Rp.15.000 per orang. Kemudian dilanjutkan dengan kapal fery menuju pelabuhan Bakauheni dan ongkosnya Rp.10.000 per orang. Kemudian, dari sini Anda menggunakan angkot (angkutan kota) menuju pelabuhan Canti. Biasanya para wisatawan akan menyewa angkutan tersebut secara keseluruhan seharga Rp17.000 sekali jalan atau sekitar Rp 12.000 per orang dengan muatan terbatas hanya 12 orang.
Untuk mengelilingi pulau dan menjelajahi spot snorkling di sekitar pulau, Anda cukup membayar biaya sewa perahu selama 2 hari dengan harga sekitar Rp 2.500.000- Rp.2.800.000 per perahu yang dapat membawa penumpang sebanyak 20 orang.
Para pemilik perahu juga biasanya merangkap sebagai pemandu perjalanan wisata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar